Transportasi
( 1383 )Efisiensi Anggaran Berimbas Terhadap Penurunan Penumpang Pesawat Domestik
Jalan Tol Melambat, Kinerja Jasa Marga Terpengaruh
Jasa Ojek Mengangkut Barang ke Daerah Terpencil
Sejumlah tukang ojek terlihat mengangkut barang melalui jalan tanah yang sempit dan jelek di Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Selasa (8/4/2025). Tarif jasa ojek dari ibu kota kabupaten menuju kecamatan dengan jarak tempuh sekitar 126 kilometer tersebut mencapai Rp 700.000 per orang dan barang rata-rata Rp 5.000 per kilogram akibat akses jalan yang rusak parah (Yoga)
Sektor Kereta Api Masih Memiliki Potensi Pecah Kepadatan Mudik
Angkutan moda transportasi kereta api masih memiliki potensi besar memecah kepadatan pemudik yang menggunakan angkutan pribadi kendaraan roda dua maupun roda empat. Pengamat transportasi dari Unika Soegijapranata Semarang. Djoko Setijowarno mengatakan, utilitas penggunaan angkutan pribadi di moda perkeretapian masih bisa digenjot. "Utilitasnya masih besar, selama ini pemerintah fokusnya terlalu besar di moda angkutan jalan. Padahal, memanfaatkan moda lain dengan kapasitas yang besar itu bisa memindahkan sebagian besar itu bisa memindahkan sebagian besar pemudik berkendaraan, terutama di kereta api," ujarnya kepada Investor Daily.
Ia memisalkan kapasitas tampung untuk kereta cepat Whoosh saja masih berkisar di presentase 80% atau rata-rata mencapai 24 ribu penumpang per hari. Sedangkan kapasitas kursi yang tersedia bisa mencapai 31 ribu. "Ini lumayan, (Whoosh) memecah pemudik menuju ke Bandung tau sekitar Jawa Barat. Dan apa yang terjadi pada periode mudik lebaran 2025 itu konsep one way di jalan tol harusnya tidak perlu terjadi karena jumlah pengendara hanya meningkat tipis," pungkasnya. Periode mudik lebaran tahun ini Kereta Api Indonesia Group (KAI/Persero) mengangkut sebanyak 23 juta penumpang yang berlangsung sejak 21 Maret hingga 7 April 2025. Ini menunjukkan sektor kereta api masih menjadi tulang punggung transportasi massal memecah kepadatan pemudik. (Yetede)
Kebijakan Tarif Resiprokal Donald Trump Diproyeksikan Menghantam Pasar Saham Indonesia
Penumpang Whoosh Catat Rekor Tertinggi di Mudik Lebaran Sebanyak 23.500 Penumpang
Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih
Jumlah Pemudik Menurun Disebabkan Daya Beli yang Melemah
12 Orang Meninggal Akibat Bentrokan di Puncak Jaya
Perdagangan Ritel Selama Lebaran Tetap Meningkat
Perayaan Idul Fitri turut berkontribusi terhadap penjualan ritel. Hal ini disampaikan Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja. Dia mengatakan, rata-rata tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan pada saat Ramadan dan Idul Fitri serta liburan Idul Fitru sampai saat ini tetap meningkat dibandingkan dengan tahun lalu meskipun tidak signifikan. "Pertumbuhan tingkat kunjungan ke Pusat Perbelanjaan sampai dengan akhir liburan Idul Fitri nanti diperkirakan rata-rata hanya sekitar 10% saja," jelas Alphonzus. Dia memperkirakan, penjualan ritel pada Ramadham dan idul Fitru tahun ini akan tetap tumbuh dibandingkan dengan tahun 2024.
"Namun tingkat pertumbuhannya tidak akan signifikan, diprediksi hanya single digit saja," ucap Alphonzus. Di tengah kondisi masih melemahnya daya beli masyarakat khususnya kelas menengah bawah, masyarakat masih tetap berkunjung ke Puat Perbelanjaan dan berbelanja. Dia melihat terjadinya perubahan pola maupun tren belanjanya. Masyarajat kelas menengah bawah cenderung membeli barang maupun produk yang harga satuannya (unit price) rendah/kecil. Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Solihin melihat terjadinya tren shifting belanja pada industri ritel di momen lebaran ini. "Terjadi shiting, orang membeli barang yang berarti lebih terjangkau. Mungkin volume itu naik, tapi reveneu-nya semakin kecil," kata dia (Yetede)
Pilihan Editor
-
Paradoks Ekonomi Biru
09 Aug 2022 -
ANCAMAN KRISIS : RI Pacu Diversifikasi Pangan
10 Aug 2022