Kemasan
( 5 )Laju Industri Kemasan Bakal Lampaui Pertumbuhan Ekonomi Nasional
JAKARTA,ID-Pandemi Covid-19 selama tiga tahun terakhir banyak mengubah perilaku dan gaya hidup masyarakat Indonesia yang saat ini cenderung lebih menginginkan kepraktisan. Hal itu mendorong makin suburnya bisnis e-commerce, produk start up makanan, hingga makanan beku (frozen food), yang mengatalis produk kemasan. Berkat peningkatan order tersebut, laju industri kemasan ditaksir mencapai 6% atau melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yang ditargetkan 5,3% pada tahun ini. "Industri kemasan tahun ini akan tumbuh, bahkan lebih bagus dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pendorongnya dari transaksi e-commerce yang meningkat, sehingga berimbas pada kenaikan permintaan kemasan seperti plastik bubble wrap," kata Direktur Pengambangan Bisnis Indonesia packaging Federation (IPF) Ariana Susanti kepad Investor Daily di jakarta, Kamis (06-07-2023). Ariana memperkirakan, permintaan kemasan plastik bubble wrap dari industri e-commerce naik hingga double digit pada tahun ini. "Walaupun kontribusinya masih kecil sekitar 4-6% terhadap total omzet industri kemasan, tapi pertumbuhan permintaan dari e-commerce sangat tinggi," ujar dia. (Yetede)
Hampers Jadi Tren 2021
Tren mengirim hampers kian popular selama pandemi covid-19. Tidak menutup kemungkinan, tren ini terus naik daun sampai 2021. Bagi sebagian orang, hampers menjadi media paling tepat untuk menggantikan tatap muka. Mereka memilih mengirimkan berbagai hadiah dalam bungkus yang menarik.
Lonjakan penjualan memang dirasakan oleh sejumlah penjual hampers di Surabaya. Misalnya saja. Natasha Soehartono yang menyebut kenaikannya mencapai 40 persen. Hal ini semakin terasa saat menjelang hari-hari besar seperti Idul Fitri, Imlek, Natal, dan sebagainya.
Customer paling banyak memesan hampers berisi new normal kit. Selain bernilai guna, hampers ini juga bernilai seni dengan desain kemasan yang cantik. “Untuk costumer kami hampir 85 persen wanita, jadi lebih suka desain yang lucu dan simple. Kami menawarkan desain yang feminim dengan color palette pastel,” kata Natasha.
Dampak Wabah COVID-19, Pertumbuhan Industri Kemasan Bisa Terganjal
Pertumbuhan industri kemasan tahun ini juga dibayangi oleh dampak menyebarnya virus corona yang mengancam pasokan bahan baku sekaligus serapan dari sektor fast moving consumer goods (FMCG).
Federasi Kemasan Indonesia
mencatat kemasan berbahan plastik menopang lebih dari 50% dari kemasan yang beredar. Secara komposisi, kemasan plastik fleksibel berkontribusi hingga 45%, sedangkan kemasan plastik kaku sekitar 16%.
Impor bahan kemasan masih besar. Contohnya, plastik 50% harus impor. Walaupun tidak semua berasal dari China, tapi tetap mempunyai efek. Sedangkan menurut
Asosiasi Industri Kemasan Fleksibel (Rotokemas) menyatakan wabah virus korona berpotensi membuat pertumbuhan industri kemasan fleksibel tahun ini stagnan dari realisasi tahun lalu.
Tren Permintaan, Industri Produk Plastik Bergairah
Industri produk plastik diyakini makin bergairah seiring dengan tren permintaan yang diproyeksikan melanjutkan peningkatan pada kuartal I/2019. Sektor makanan dan minuman menjadi faktor utama yang memacu serapan produk plastik untuk kemasan. Salah satu produk makanan dan minuman yang menyerap produk plastik adalah air minum dalam kemasan (AMDK). Sektor AMDK menyumbang 30% serapan plastik kemasan. Selain didorong sektor makanan dan minuman, permintaan juga berasal dari sektor pertanian. Proyeksi pertumbuhan industri plastik hingga akhir tahun 2019 mencapai 5,2% secara tahunan.
Pertumbuhan Industri Kemasan Melambat
Pilihan Editor
-
Tekan Inflasi, Pasar Murah
04 Jan 2025 -
Tapera Beri Angin Segar Emiten Perbankan
05 Jun 2024 -
Ledakan Smelter Berulang, Optimalkan Pengawasan
28 Dec 2023 -
KISAH SEGITIGA ANTARA VIETNAM, CHINA, DAN AS
28 Dec 2023




